[PERSONAL] Are You Saying Yes to the Dress?

Akhir-akhir ini aku tertarik menonton salah satu acara TV, yang tidak ada keterkaitannya dengan hewan, berjudul, Say Yes to the Dress. Acara ini menceritakan tentang para bride (pengantin perempuan) yang mencari gaun pernikahan. Setiap dari mereka membawa orang tua (ibu) dan teman-temannya untuk memberi komentar tentang gaun yang mereka pilih. Sebagian besar dari mereka menggantungkan pilihannya dari pendapat orang-orang yang mereka bawa, sebagian lainnya memilih gaun yang mereka sukai meskipun orang-orang tidak menyetujui. Sisanya, pulang tanpa membawa apa-apa.

Pernikahan adalah sesuatu yang masih sangat jauh dari rencanaku saat ini. Aku tidak pernah terlalu memikirkan betapa repotnya pernikahan, yang ada dibenakku ketika mendengar pernikahan hanyalah, 'pernikahan'. Tapi sebagian orang terdekatku mengatakan, 'repot mengurus pernikahan itu', 'harus direncanakan matang-matang', dan yang paling penting 'pernikahan itu pestanya keluarga perempuan, jadi mereka yang akan repot'. O-oh. Sejujurnya masih tidak terbayang olehku, karena meskipun beberapa sepupuku sudah ada yang menikah, aku tidak ikut mengurus sama sekali. Salah satu temanku pernah mengatakan biaya yang diperlukan untuk gaun pernikahannya yang aku cukup terkejut karena sama sekali tidak pernah kupikirkan. Ada juga yang mengatakan (meskipun hanya gembar-gembor dan aku lempeng karena tidak tahu), pernikahan di hotel dengan biaya segini segitu, nanti minta biaya segini untuk ini itu. Wow...

Menonton acara Say Yes to the Dress sedikit memberikan gambaran untukku, khususnya gambaran kerepotan bride. Meskipun ada beberapa bride yang gaunnya dibiayai oleh groom, sebagian besar keluarga bride-lah yang mengeluarkan biaya untuk gaunnya. Dalam acara Say Yes to the Dress, budget minimal bride sebagian besar antara 1.000 USD dan 1.000 pound, tidakkah itu biaya yang besar? Sampai aku mendapat rekomendasi video yang berjudul Brides on a Budget, acara TV tentang bride yang memiliki budget di bawah 1.000 USD. Oh... Ternyata ada berbagai macam budget untuk gaun pengantin.Tapi di luar negeri mereka bisa menikah seperti apa dan dimana saja. Agak berbeda dengan di sini yang umumnya pernikahan dilakukan di rumah, hotel, gedung acara, atau tempat ibadah.

Hal yang paling kusukai ketika menonton acara-acara TV ini adalah saat bride menggunakan gaun yang paling tepat untuknya. Gaun yang disukai oleh dirinya dan orang-orang yang dibawanya. Sebagian besar dari mereka tampak emosional, khususnya ketika mereka sudah menggunakan kerudung pernikahan. Terkadang aku juga terbawa suasana itu.

Terkadang diri kita sendiri yang paling terkejut kalau ternyata kita pantas menggunakan sesuatu yang selama ini kita pikir tidak pantas untuk kita

Selain itu, hal yang kusukai adalah ketika menonton seseorang yang bertubuh besar. Aku adalah orang dengan tubuh pendek dan besar. Saat melihat orang berpakaian bagus, tidak jarang aku berpikir negatif tentang diriku sehingga itu terpancar dari caraku menampilkan diriku. Beberapa bride bertubuh besar tampak nyaman dengan tubuhnya dan mereka biasanya bebas memilih gaun tanpa memusingkan bagian-bagian tubuhnya. Aku sangat mengagumi orang-orang seperti itu. Namun beberapa bride bertubuh besar merasa gelisah saat memilih gaun karena merasa tidak pantas mengenakannya. Bahkan ada salah satu acara TV bernama Curvy Brides' Boutique, yang juga nama sebuah butik gaun pernikahan untuk orang bertubuh besar. Meskipun begitu, banyak yang merasa diri mereka tidak pantas mengenakan gaun karena tubuhnya. Padahal ketika mereka mengenakan gaun itu, mataku yang melihatnya terharu karena begitu pantas pada tubuh mereka. Baik gaun-gaun ada Curvy Brides' Boutique atau Say Yes to the Dress. Terkadang kita sendiri yang menghinakan tubuh kita, tidak dapat berdamai sehingga mendorong pikiran negatif terus muncul kepermukaan.

Aku ingin belajar menerima dan mengenal tubuhku, diriku.